Emas mengalami fluktuasi akibat rumor bahwa Gedung Putih akan memberlakukan tarif impor pada logam mulia tersebut. Awalnya, U.S. Customs and Border Protection menuntut agar Swiss membayar pengiriman emas batangan ke Amerika Serikat dengan tarif universal negara tersebut sebesar 39%. Kemudian, pejabat administrasi AS secara pribadi mengatakan kepada Bloomberg bahwa tidak akan ada tarif emas. Akhirnya, Donald Trump mengakhiri spekulasi tersebut dengan mengonfirmasi bahwa logam mulia tersebut tidak akan dikenakan tarif.

Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini disinformasi, seperti yang diklaim oleh Gedung Putih? Kelalaian oleh Customs and Border Protection? Atau mungkin ada yang meraup untung besar dari roller coaster XAU/USD ini. Setelah rumor terkait tarif impor emas, premi antara New York dan London melonjak di atas $100 per ons, hanya untuk kemudian turun menjadi $60 setelah komentar media sosial Trump yang membantah pengenalan tarif tersebut.

Dinamika premi emas antara New York dan London

Tidak adanya tarif telah menghilangkan pendorong bullish penting bagi emas. Kuotasi XAU/USD belum mampu keluar dari rentang konsolidasi jangka menengah 3.250–3.400, tempat mereka telah menghabiskan sebagian besar waktu sejak April. Namun, masih terlalu dini untuk membahas keruntuhan.

Para investor melihat kurangnya percepatan harga konsumen pada bulan Juli sebagai bukti bahwa Federal Reserve akan melonggarkan kebijakan moneter pada bulan September. Pasar berjangka telah meningkatkan probabilitas hasil tersebut menjadi lebih dari 90% dan memperkirakan kemungkinan sebesar lebih dari 50% bahwa bank sentral akan mengambil tiga langkah menuju ekspansi moneter pada akhir tahun.

Dinamika inflasi AS

Akibatnya, dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia, dan imbal hasil obligasi pemerintah menurun. Ini menciptakan latar belakang yang ideal untuk XAU/USD. Emas tidak menghasilkan pendapatan bunga, sehingga tidak dapat bersaing dengan sekuritas utang ketika imbal hasilnya naik. Karena logam mulia ini dihargai dalam dolar AS, kenaikan indeks USD menjadi hambatan. Ketika imbal hasil obligasi pemerintah turun dan dolar AS melemah, emas menguat.

Pasar semakin yakin bahwa Gedung Putih berniat untuk mendevaluasi dolar AS. Untuk mencapai hal ini, Jerome Powell sedang mendapat tekanan, dan komposisi FOMC sedang diubah sesuai dengan preferensi Donald Trump. Presiden telah memperluas daftar kandidat untuk ketua Fed guna memanggil mereka dan mendiskusikan penurunan suku bunga. Hal serupa terjadi dengan Michelle Bowman, yang kemudian beralih dari hawkish menjadi dovish.

Dari sudut pandang teknikal, grafik harian emas menunjukkan false breakout lainnya ke atas batas atas rentang konsolidasi jangka menengah sebesar $3.250–3.400 per ons. Para bull menemukan dukungan di dekat nilai wajar $3.350 dan melakukan serangan balik. Selama logam mulia ini diperdagangkan di atas level ini, fokus harus tetap pada pembelian.